Pak Gub, Apa Kabarnya Kaltim Green?


Sikamseupay Blog akan berbagi tentang


Pak Gub, Apa Kabarnya Kaltim Green?


.



Oleh:  Ade Fadli


BloggerSamarinda – http://timpakul.web.id

Selamat pagi, Pak Gubernur. Apa kabarnya pagi ini? Semoga hari ini cerah ya pak, hingga Bapak Gubernur, para pejabat Pemprov dan PNS Pemprov Kaltim dapat bersuka cita merayakan ulang tahun provinsi ini.

BY the way, sudah berapa tahun usia provinsi ini, Pak? Perayaan ulang tahunnya juga pakai kue tart dan balon warna-warni? Wah, pasti meriah ya.
Pak Gubernur, semoga bapak sudah kenal dengan saya. Saya Dugong. Tapi banyak manusia menyebut saya sebagai duyung. Dan Bapak tentunya pernah diceritakan tentang legenda Putri Duyung oleh ibu bapak kan? Ya, itulah saya. Saya hidup diantara padang lamun di lautan dangkal. Bapak tentunya sudah tahu apa itu padang lamun. Secara Bapak selalu meneriakan yel-yel, Kaltim …. Green … Kaltim Green… Yes… One man five trees… Yes.. yes… yes… yes… yesssssss!


Padang lamun itu seperti hamparan rerumputan bila di daratan Pak. Hijau. Ah.. tapi tidak lagi sekarang. Lebih sering berwarna coklat, karena sedimentasi yang terus terjadi. Bapak tentunya tahu, kenapa sedimentasi begitu tinggi di tempat saya tinggal ini. Ada banyak perkebunan kelapa sawit di hulu sungai. Juga semakin banyak bukaan lahan oleh pertambangan batubara. Kabarnya, Bapak juga merekomendasikan mereka untuk berusaha. Semoga tidak benar ya Pak. Kan Bapak selalu bersemangat untuk menjaga lingkungan hidup, pastinya tak akan memberikan rekomendasi untuk pengrusakan alam. Benar kan Pak?


Pak Gubernur, apakah Bapak sudah tahu, kalo di Teluk Balikpapan itu sedang ditebangi pepohonan mangrovenya? Bapak tahu kan bahwa Kaltim itu hanya punya 883.379 hektar hutan mangrove. Dan itupun tersisa 25,4%-nya saja yang masih baik. Tapi mungkin Bapak juga belum tahu, kalo tak jauh dari ruang kerja Bapak, juga ada pepohonan mangrove lho. Dulu cukup banyak, sekarang tak lebih dari lima batang. Semoga Bapak sempat berkunjung ke sana.


Oh ya, Pak, Bapak tahu capung kah? Kesiur, Pak. Ada satu jenis kesiur yang merupakan spesies temuan baru lho di Teluk Balikpapan. Namanya Gynacantha bartai. Lucu ya Pak, namanya. Gynacantha ini suka diantara pepohonan bakau, dan salah satunya yang ada di Teluk Balikpapan. Andai saja tak ada lagi pepohonan bakau, entah kemana mereka akan pergi. Dan tidak mungkin mereka akan berkunjung ke Lamin Etam, hanya untuk menyampaikan ke Bapak bahwa mereka telah kehilangan rumahnya.


Pak Gubernur, saya juga mau menyampaikan salam dari kawan saya, Orcaella brevirostris. Kata Orca, “Terima kasih sudah membuat patung dirinya di depan halaman kantor dan rumah dinas Bapak.” Mereka senang sekali, masih ada yang mengingat mereka. Kabarnya dahulu keluarga mereka sering berenang di depan kantor Bapak. Tapi sekarang, keluarga mereka enggan bermain-main di sana. “Sudah terlalu bising”, katanya. Dan Orca sekarang lagi tinggal di Teluk Balikpapan juga Pak. Menjadi tetangga terbaik bagi saya. Dia dan saudaranya senang sekali bermain-main di teluk ini. Ada banyak ikan-ikan yang mengenyangkan.


Ikan-ikan itu, tumbuh dan berkembang diantara akar-akar pepohonan mangrove. Kalau saja mangrovenya menjadi tiada, dimana lagi ikan-ikan itu akan berlindung dan berkembang biak? Kalau tak ada lagi ikan-ikan itu, kasihan kan si Orca, dia tak punya lagi makanan untuk bisa bertumbuh dan bermain-main di perairan Kaltim ini.


Pak Gubernur, Bapak kan selalu meneriakkan Kaltim Green. Kaltim Green itukan gerakan untuk tetap menghijaukan provinsi ini? Bukan sekedar mengecat perkantoran dengan warna hijau kan Pak? Kaltim Green itu menanam dan tidak menebang. Kaltim Green itu agar saya, Orca, Gyna, Perioph, dan banyak teman-teman lain tetap bisa hidup, bermain, berlajar, dan bertumbuh diantara rerimbunan pepohonan. Tentunya bukan sekedar pohon Trembesi kan Pak? Mangrove kan juga pepohonan unik, yang semakin sedikit keberadaannya di dunia.


Dan padang lamun yang ada di sekitar Pulau Balang itu, sebentar lagi akan menghilang, Pak. Saya dan keluarga saya sangat senang bermain-main diantara lambaian lembut lamun-lamun itu. Jembatan yang melintasi Pulau Balang semakin menambah sedimentasi, yang kemudian secara perlahan membunuh hamparan lamun. Disana kami tinggal, Pak. Disana kami hidup, Pak. Sudah terlalu banyak aliran tanah akibat perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batubara. Dan sekarang juga ditambah oleh perluasan kawasan industri dan pembangunan jalan-jembatan yang melalui Pulau Balang.


Pak Gubernur, tentunya Bapak tak ingin mimpi Bapak untuk menjadikan Kalimantan Timur lebih hijau, lebih mensejahterakan warganya, serta menyediakan tempat yang nyaman bagi saya dan teman-teman saya itu tidak terwujud kan? Iya kan, Pak? Butuh sebuah keberanian untuk bertindak, dan tentunya berpihak Pak. Bukan sekedar jargon, teriakan, pidato, hingga celotehan tak penting.


Mari membaca ulang rencana pembangunan yang dibuat oleh Bapak dan staf-staf yang membantu kerja-kerja Bapak. Apakah memang benar, cita-cita Kalimantan Timur menghijau itu benar-benar bisa terlaksana? Apakah dengan tetap dibiarkannya perusahaan pertambangan batubara yang tak ramah terhadap alam itu, akan berkontribusi positif bagi penurunan emisi gas rumah kaca? Apakah terus dibukanya perkebunan kelapa sawit itu akan menjadikan lebih baik bagi ekosistem?
Pak Gubernur, selain lahan rawa dan rawa bergambut, kawasan ekosistem mangrove juga merupakan salah satu areal yang terpenting untuk pengikatan karbon dan penurunan emisi gas rumah kaca. Kalau kawasan ini terbuka, maka akan sangat banyak gas rumah kaca yang dilepaskannya. Artinya, mimpi Bapak untuk menjadikan Kaltim itu memiliki pembangunan rendah karbon telah sirna. Mangrove, itu serupa dengan gambut, karst, kerangas, dan hutan hujan awan. Mereka adalah ekosistem unik, yang tinggal sedikit di dunia. Dan Kaltim memilikinya. Kalau Bapak terus membiarkannya tergerus, Kaltim akan punya apa lagi?


Pak Gubernur, terima kasih sudah tidak membaca celotehan tak penting saya ini. Ulang tahun provinsi yang entah keberapa tahun ini, akan lebih bermakna, andai saja Bapak mau menghentikan segala bentuk proyek pemerintah dan swasta yang menghancurkan ruang hidup bagi saya dan teman-teman saya. Pak Gubernur, warga provinsi ini akan sangat berterima kasih dan memberikan tepuk-tangan sambil berdiri, andai saja Bapak berani tegas memberikan sanksi kepada perusahaan yang merusak alam. Tapi semua ini hanya pengandaian, Pak.
Pak Gubernur, maaf bila celotehan dari tepi padang lamun ini hanya menjadikan Bapak harus melamun. Pandanglah jendela ruang kerja Bapak. Saksikanlah terus mengeruhnya aliran Mahakam. Saya dan teman-teman saya di Teluk Balikpapan akan terus mempertanyakan kabar Kaltim Green. Semoga kabarnya akan baik-baik saja selalu. Salam hangat untuk keluarga. Dan selamat bersenang-senang, Pak Gubernur. (*)




Pak Gub, Apa Kabarnya Kaltim Green?


Terima kasih telah membaca artikel dengan judul Pak Gub, Apa Kabarnya Kaltim Green? , artikel tersebut merupakan referensi dari
Tribun Kaltim


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+