DPRD Berau Desak Pemkab Sidak Daging Oplosan


Pada Kesempatan Kali ini SIKAMSEUPAY BLOG akan berbagi tentang – DPRD Berau Desak Pemkab Sidak Daging Oplosan .



Tribun Kaltim – Selasa, 18 Desember 2012 20:58 WITA




TANJUNG REDEB, tribunkaltim.co.id – Ramainya pemberitaan berbagai media tentang peredaran daging sapi yang dioplos dengan daging babi, membuat masyarakat di Kabupaten Berau merasa resah. Meski hingga saat ini belum ada temuan daging oplosan di Berau.

Namun kekhawatiran tersebut muncul lantaran hingga saat ini harga daging sapi di Kabupaten Berau masih tinggi, sekitar Rp 100.000 per kilogram. Selain itu, adanya temuan pedagang bakso yang menjual makanan dari bahan dasar daging babi di Samarinda dan di Kukar membuat warga bertambah resah.


Wakil Ketua DPRD Berau, Muharram, meminta kepada pemerintah agar segera melakukan inspeksi mendadak kepada para pedagang nakal yang bisa saja menjual daging oplosan di Berau. Usulan itu disampaikan sebagai upaya meminimalisir atau menekan keberadaan daging yang dioplos dengan daging babi.


Muharram mengatakan, bisa saja daging oplosan juga beredar di Kabupaten Berau. “Apa yang terjadi secara nasional dan jadi gonjang-ganjing di media terkait daging sapi yang dioplos dengan daging babi, tidak menutup kemungkinanhal itu juga ada di Berau,” kata Muharram, Selasa (18/12/2012).


“Kita harus waspada, apalagi dengan semakin mudahnya menangkap babi dan semakin tinggi harga daging sapi, kemungkinan inisiatif (mengoplos daging) seperti itu tidak hanya terjadi di Jakarta saja, juga bisa muncul di Berau,” katanya lagi.


DPRD Berau meminta dinas terkait untuk melakukan tes laboratorium di pusat-pusat penjualan dan penggilingan daging.


“Pemerintah harus sigap, jangan biarkan masyarakat resah akibat perbuatan oknum pedagang nakal, yang memasukkan daging babi untuk bahan pembuatan makanan,” ujarnya. Muharram juga menambahkan, tindakan pedagang nakal itu merupakan bentuk tindakan kriminal dengan membohongi konsumen.


Selain pengawasan dari pemerintah, Muharram menghimbau kepada masyarakat agar lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan. “Masyarakat juga harus lebih waspada, jangan sampai mengkonsumsi daging oplosan,” tandasnya.


Sekedar diketahui, peredaran produk makanan yang terbuat dari daging babi, tidak hanya ada di Jakarta saja. Baru-baru ini, juga ditemukan sejumlah pedagang yang menjual bakso terbuat dari daging babi.


Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika, Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Kaltim, saat dikonfirmasi Tribun, membenarkan, pihaknya menemukan peredaran makanan olahan yang positif mengandung daging babi.


Direktur LPPOM-MUI Kaltim, Sumarsongko menilai, peredaran produk makanan dari daging babi tersebut disebabkan masih mahalnya harga daging sapi di pasaran.


“Bandingkan saja. Harga daging babi Rp 40.000 per kilogram. Kalau daging sapi hampir mencapai Rp 100.000 per kilogram,” kata Sumarsongko, Selasa (18/12). Bahkan, dari hasil pemeriksaan sampel, produk makanan tersebut bukanlah daging oplosan, melainkan murni terbuat dari daging babi.




DPRD Berau Desak Pemkab Sidak Daging Oplosan


DPRD Berau Desak Pemkab Sidak Daging Oplosan

DPRD Berau Desak Pemkab Sidak Daging Oplosan

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+