Tribun Kaltim – Rabu, 5 Desember 2012 17:30 WITA
AMBON, tribunkaltim.co.id - Kapal Laut PT Pelni, KM Lambelu, dipadati penambang emas tradisional dari Pulau Buru, Maluku, Rabu (5/12/2012). Bentrokan di areal penambangan emas di Wansait, Waeapo, Kabupaten Buru, Pulau Buru, Maluku, membuat ribuan penambang emas tradisional meninggalkan Buru.
Bentrokan antar penambang emas tradisional terjadi sejak Senin (3/12) malam hingga Selasa (4/12). Ribuan penambang meninggalkan Buru dengan kapal laut menuju Ambon, ibu kota Maluku, sejak Selasa malam hingga Rabu.Â
Satu di antara kapal yang digunakan, kapal PT Pelni, KM Lambelu, yang berangkat dari Buru ke Ambon-Ternate-Bitung.
Pantauan Kompas, kapal dengan kapasitas 2003 orang itu tampak dipadati penumpang saat sandar di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Penumpang sampai memadati sekoci-sekoci pada kapal yang seharusnya hanya diisi orang saat keadaan darurat.
Kapal masih kosong saat tiba di Namlea dari Jakarta. Baru penuh saat sandar di Buru. Penumpang harus berdesakan naik. Kebanyakan penumpang, penambang emas tradisional dari Ambon, Ternate (Maluku Utara), dan Bitung atau Sulawesi Utara, ujar Wahyu (38), salah satu penumpang KM Lambelu.