Profil Een Sukaesih Guru Lumpuh Penerima Anugerah Liputan6 Award - Keterbatasan fisik karena tubuhnya yang lumpuh tidak menjadi penghalang untuk Een Sukaesih seorang guru
asal Sumedang, Jawa Barat ini untuk mengajar meski dari atas tempat
tidur. Hampir 26 tahun sudah Een mengabdikan hidupnya untuk mengajar,
menyemai ilmu dan kasih sayang untuk siswanya yang datang silih berganti
kerumahnya. "Mulai dari 1986, saya sudah terbaring di tempat tidur ini
sambil mengajar. Hal ini terjadi diakibatkan penyakit rematoid artifis
yang terjadi 26 tahun yang lalu," kata Een saat ditemui wartawan
dirumahnya. Dedikasi dan pengabdian Een Sukaesih kemarin (23/5)
menghantarkannya ke Jakarta untuk menerima penghargaan khusus Special
Achievement Liputan6 Award untuk kategori Inovasi, Kemanusian, Pendidikan,
Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan. Penghargaan secara khusus
diserahkan langsung oleh mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang juga
menjadi dewan juru kepada ibu Een Sukaesih.
Mencari
kediaman Een Sukaesih di Dusun Batukarut, RT01 RW06, Desa Cibereum
Wetan, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat tak terlalu sulit. Warga mengenal
baik sosok ‘Ibu Guru’ istimewa ini. Ya, karena ia seorang luar biasa,
Umumnya orang memberi di saat lapang, tetapi Een berbeda. Dalam
keterbatasannya, ia membantu menyiapkan masa depan orang lain dengan
cara membagi ilmu dan kasih sayang, serta menjadi sahabat bagi anak
didiknya.
Kelumpuhan
yang dialami Een berawal sejak Een kelas 3 SPG (Sekolah Pendidikan Guru
waktu itu). Een kerap kali merasakan sendi-sendi tangannya ngilu. Dari
hasil tes laboratorium 5 April 1982 dokter menyatakan Een menderita
Rheumathoid Artitis. Belum ada obatnya. Hancur hati perempuan muda itu,
dan mengucapkan selamat tinggal kepada cita-citanya menjadi guru.
Gurunya yang tahu akan potensi Een tidak membiarkan siswa kesayangannya
ini patah semangat. Ia sampai menahan ijazah Een demi memaksanya untuk
ikut tes ke perguruan tinggi. Benar saja, Een lulus tes penyaringan dan
diterima di Program Diploma 3 Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
di IKIP Bandung.

Pada
1985 Een lulus dengan nilai cukup baik, dan diangkat jadi guru di SMA
Sindang Laut, Cirebon, Jawa Barat. Sebulan di sana, sebelum sempat
prajabatan, Een sudah tak kuasa menahan sakit. Een pun pulang ke
Sumedang. Sejak saat itu Een Sukaesih menjadi lumpuh total. Meski
begitu, Een tetap berusaha ikhlas menerima penyakitnya dan kondisinya.
Ia terus berdoa memohon kesembuhan dari-Nya. Ia putar otak untuk mengisi
waktunya yang hening dengan sesuatu yang bermanfaat. Doanya pun
terjawab. Dari mengajar anak kerabat dan keponakannya membuatkan
pekerjaan rumah, kini anak-anak tetangga berjumlah puluhan orang menjadi
‘murid’nya. Tanpa memungut bayaran alias gratis. Untuk dedikasinya pada
pendidikan, Een beroleh sejumlah penghargaan, di antaranya Dompet
Dhuafa Award 2010, lalu Education Award dari Bank Syariah Mandiri (BSM),
lalu dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kartini Award
2012 dan Tupperware She Can! untuk karya inspiratifnya.

Sungguh luar biasa memang Profil Een Sukaesih Guru Lumpuh Penerima Anugerah Liputan6 Award
ini. Saya pun sempat terharu saat nonton acara Liputan6 Award ini di
SCTV. Semua hadirin yang hadir langsung berdiri saat Een Sukaesih yang
hanya terbaring dikasur diboyong keatas panggung oleh beberapa muridnya
untuk menerima penghargaan yang diserahkan oleh Bapak Yusuf Kalla.
Beberapa penonton terlihat meneteskan airmata melihat momen ini. Bahkan
penyanyi tersohor dari Amerika Keith Martin pun secara khusus
menyanyikan lagu “Because Of You” dihadapan Een sebagai bentuk
penghargaan atas dedikasinya yang luar biasa. Semoga Allah selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kelapangan hati untukmu bu Een
dan terus semangat untuk mengajar !.