Razia Binmas Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, mendapatkan siswa SD menonton situs porno dan remaja pelajar pacaran di warung internet (warnet), Rabu (28/8/2013). Belasan pelajar ini mengaku membolos dari sekolah demi ke warnet dengan alasan untuk main game online.
"Awalnya cuma main point blank (game online), tapi lama-lama bosan. Iseng-iseng buka gambar porno," tutur MA, pelajar SD, yang tertangkap basah tengah menonton gambar syur, kepada Tribun Jateng, Rabu (28/8/2013). Dia pun digelandang ke aula Mapolrestabes Semarang.
MA yang mengaku sebagai pelajar SD di daerah Banowati mengatakan pula bahwa dia sengaja membolos untuk bisa bermain game online di warnet. "Tidak sering, sesekali saja," imbuh dia.
Selain MA, polisi juga menggelandang 19 siswa dan siswi pelajar SMP dan SMA. Mereka juga ketahuan membolos sekolah dan kedapatan bermain di warnet di Jalan Singosari, Kota Semarang. Namun, di antara para pelajar ini, polisi juga memergoki dua pasangan menggunakan bilik warnet untuk pacaran.
Dua pasangan siswa yang tertangkap sedang pacaran itu adalah BR (15) dan EN (16) serta A (14) dan AM (15). Pasangan BR dan EN mengaku, sebelum ke warnet, keduanya mengganti seragam sekolah mereka dengan kaus dan celana jins. "Janjian ketemu di warnet, jadi dari rumah bawa kaus," tutur BR.
BR mengatakan, warnet dipakai sebagai tempat janjian karena dirasa aman dan cocok untuk pacaran. "Lebih enak di warnet, bisa sambil main game," kata dia. Namun, BR pun mengaku tak bisa terlalu sering janjian dengan pacarnya di warnet karena takut ketahuan orangtua mereka. "Paling seminggu sekali," ujar dia.
Kasat Binmas Polrestabes Semarang AKBP Nengah WD mengatakan, giat operasi tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut laporan masyarakat terkait perilaku siswa yang suka membolos sekolah untuk mendatangi warnet. "Jam sekolah membolos ke warnet bukan untuk buat tugas, tapi buka gambar porno. Beberapa tertangkap tangan anggota tadi sedang nonton filim porno," tutur Nengah.
Nengah berjanji kegiatan seperti ini akan terus dilakukan agar generasi muda tak terperangkap budaya negatif melalui dunia maya. "Internet itu bebas dan justru bahayanya di situ. Kalau anak SD saja sudah bisa buka gambar porno, ke depannya mau jadi apa?" ujarnya.
Meski demikian Nengah juga menolak memukul rata menyatakan bahwa pengunjung warnet pada jam sekolah adalah buruk. Dia mengatakan dalam operasi tersebut didapatkan pula beberapa pelajar yang benar-benar sedang mengerjakan tugas di warnet sehingga tak turut digelandang ke Mapolrestabes Semarang.
Sementara untuk 20 siswa yang kedapatan membuka situs porno, semata bermain game online, bahkan berpacaran di bilik warnet, kata Nengah, orangtua dan guru sekolah masing-masing dipanggil ke Mapolrestabes Semarang. "Kami panggil orangtua dan guru BK sekolahnya. Setelah itu, akan kami kembalikan untuk diberikan pembinaan oleh orangtua dan guru BK masing-masing," katanya.
Adapun sanksi untuk warnet "nakal" yang memperbolehkan pelajar bermain pada jam sekolah, Nengah berjanji akan membicarakannya dengan pihak terkait. "Misal Satpol PP," ujarnya.