Jika "Sweeping" Lagi, FPI Kendal Terancam Dibekukan


Sikamseupay News - Front Pembela Islam (FPI) Kendal dan Temanggung, Jawa Tengah, terancam dibekukan jika kembali melakukan aksi sweeping. Hal ini menyusul pemberian sanksi teguran yang dikeluarkan dua pemerintah daerah (pemda) kepada organisasi kemasyarakatan itu.

"Teguran keras ini tidak masalah karena sanksi itu kan bertingkat. Kalau mengulanginya lagi, bisa dihentikan sementara. Melakukan lagi, bisa dibekukan. Ini diatur dalam Undang-Undang Ormas," ujar Wakil Ketua Komisi II Arif Wibowo, saat dihubungi, Jumat (26/7/2013). 

Arif mengatakan, aksi anarkistis FPI sudah terjadi berulang kali dan dilakukan di berbagai tempat. Namun, ia menyatakan, UU Ormas yang disahkan sebulan lalu itu tidak berlaku surut sehingga kejadian-kejadian sebelumnya tidak tercatat. Politisi PDI Perjuangan ini berharap pemda bisa menjelaskan kepada publik alasan pemberian sanksi teguran kepada FPI. 

"Kalau menimbulkan efek atau tidak, kita lihat nanti. Tapi dengan pemberitahuan ke masyarakat, publik juga akan ikuti dan mengontrol. Semoga saja ormas itu sadar," ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Lebih lanjut, saat ditanya tentang FPI Kendal dan Temanggung yang tak terdaftar di Kemendagri, menurut Arif, hal itu tak menjadi kendala dalam memberikan sanksi. "Yang terdaftar dan tidak harus mendapat perlakuan yang sama. Kalau tidak terdaftar lalu tidak terikat dengan undang-undang, ini jelas keliru," katanya.

Sanksi teguran

Seperti diberitakan, pemerintah akhirnya menjatuhkan sanksi kepada organisasi FPI atas tindakannya mengganggu ketertiban di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, pada 17 dan 18 Juli 2013 lalu. Organisasi itu diberi sanksi teguran oleh dua pemda sekaligus.

"Sudah diberi sanksi teguran oleh Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Pemkab Temanggung dan Pemkab Kendal pada Selasa (23/7/2013) lalu," ujar Kepala Sub Direktorat Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar, saat dihubungi, Jumat (26/7/2013).

Ia mengatakan, teguran diberikan dua pemda karena massa FPI merupakan warga Temanggung dan warga Kendal. "Dan karena mereka beraksi di Kendal," jelasnya.

Dalam surat tersebut, FPI diminta tidak lagi melakukan kegiatan sweeping atau kegiatan sejenisnya karena akan menyebabkan gangguan ketertiban dan keamanan. 

Bentrok antara puluhan anggota FPI dan penduduk Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, meletup pada Kamis (18/7/2013). Satu orang tewas dalam peristiwa itu. Selain korban tewas, dalam bentrokan itu sedikitnya satu mobil yang ditumpangi rombongan FPI dibakar massa, sedangkan tiga mobil FPI lainnya dirusak massa.

Peristiwa ini bermula saat rombongan FPI gabungan dari Kendal, Temanggung, dan Kabupaten Semarang baru saja melakukan razia di lokasi prostitusi dan judi togel di Kota Sukorejo. Sehari sebelumnya, FPI juga merazia lokasi prostitusi di Sukorejo. Warga setempat kesal atas ulah anggota FPI yang melakukan sweeping di wilayah mereka. Tindakan FPI dinilai menyinggung warga Sukorejo karena dianggap main hakim sendiri.
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+