Sikamseupay Blog akan berbagi tentang
Permintaan Pesawat Carter di Balikpapan Menurun
.
Tribun Kaltim – Jumat, 11 Januari 2013 21:17 WITA
BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id- Menurunnya harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir berimbas dengan menurunnya permintaan pengunaan pesawat Carter yang ada di kota Balikpapan.
Seperti diakui Indra Ramadhan District Manager Pelita Air mengungkapkan bahwa saat ini penurunan pengguna jasa pesawat wings maupun helikopter menurun drastis hingga 30 sampai 40 persen.
“Permintaan carter penerbangan saat ini sudah menurun hingga 30 sampai 40 persen sejak pertegahan 2012 lalu dan sampai sekarang dampaknya masih kami alami, ujarnya saat ditemui kemarin (11/1/2013) di kantor Pelita Air di Jalan Marsma R Iswahyudi No 45.
Imbas dari penurunan harga batu bara dalam beberapa bulan terkahir ini diakuinya cukup memberatkan biaya operasional di maskapainya apalagi ditambah dengan tren pasar pengguna jasa pesawat carteran yang cenderung menurun beberapa pekan terakhir ini.
Kini pihaknya pun harus mengubah target para pengguna jasanya dari para pegawai di sektor batu bara ke pegawai sektor migas.
 Tarif penerbangan pesawat Carter Pelita Air sediri berkisar 5000 dolar per jam penerbangan untuk Helikopter dan 2600 dolar sampai 5000 dolar perjam penerbangan buat pesawat tipe wings.
” Harga ini sebenarnya tergantung dari jenis pesawat atau helikopter yang digunakan. Selain itu kita juga mematok harga dengan mata uang asing dikarenakan spare part yang kami beli memang cukup mahal dan terhitung dalam kurs dolar,” ungkapnya
Berbagai penerbangan pun tercatat dilakukan oleh Pelita Air terutama penerbangan long term yang melalui Bontang, Jakarta, Sorong, dan Muara Teweh.
Tidak hanya bisnis penerbangan saja yang terkena imbas penurunan harga batu bara namun beberapa sektor industri lainnya diyakini oleh Indra juga mulai terpengaruh.
“Yang terkena dampak tidak hanya dari penerbangan saja tapi juga dari berbagai pihak seperti konstruksi, catering dan lain sebagainya, tambahnya.
Â
Memang merosotnya batu bara berefek terhadap pemasukan maskapai yang dimilik oleh Pelita Air sehingga pihaknya akan melakukan efisiensi di beberapa sektor. Selain menurunnya harga batu bara, kenaikan UMK dan beberapa tarif dasar dalam beberapa pekan terakhir ini juga diakui menjadi salah satu faktor dilakukannya evaluasi, terutama pada biaya operasional.
“kita tinjau pembiyayaan-pembiyayaan yang kurang begitu mempunyai pengaruh langsung dengan operasional penerbangan, namun tentunya kita tidak akan mengevaluasi pembiyayaan soal safety dan maintenance pesawat dan juga pelayanan kita terhadap konsumen, ujarnya
Pesawat carteran yang sering di pesan oleh beberapa perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di pertambangan batu bara seperti KPC, Arutmin, Banpu dan lain sebagainya memang sangat diharapkan bisa segera kembali normal oleh Indra Ramadhan apalagi pangsa pasarnya yang cukup besar hingga mencapai 40 persen.
Namun selama masih menunggu kembalinya harga batu bara kembali ke normal Pelita Air melalui manager distriknya mengungkapkan akan melakukan evaluasi lagi harga perjam penerbangan sehingga bisa lebih mudah terserap oleh pangsa pasar yang cenderung menurun ini.
Permintaan Pesawat Carter di Balikpapan Menurun
Terima kasih telah membaca artikel dengan judul Permintaan Pesawat Carter di Balikpapan Menurun , artikel tersebut merupakan referensi dari
Tribun Kaltim