Mengubah Masa Lalu Kota Samarinda


Sikamseupay Blog akan berbagi tentang


Mengubah Masa Lalu Kota Samarinda


.



Tribun Kaltim – Senin, 7 Januari 2013 18:20 WITA




Oleh:  Achmad Diansyukma, S.Si
Warga Samarinda

BEBERAPA waktu yang lalu, saya menonton acara talk show dari salah satu motivator ulung Indonesia melalui layar televisi yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV swasta. Diantara petikan kalimat-kalimat motivasinya, ada salah satu phrase yang cukup menggugah hati dan sangat inspiratif. Kalimat itu kurang lebih berbunyi : “Masa lalu adalah suatu hal yang sudah terjadi dan tidak mungkin bisa diulang, masa kini adalah suatu hal yang sedang terjadi dan apa saja sangat mungkin bisa terjadi, sedangkan  masa depan adalah suatu hal yang belum terjadi dan belum pasti. Orang yang sukses saat ini merupakan akibat dari apa yang dilakukan 10 tahun yang lalu, artinya apabila saat ini orang tersebut telah meraih kesuksesan, maka dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukannya 10 tahun yang lalu sudah benar”.


Petikan kalimat motivasi diatas sangat sederhana namun sarat akan makna. Apabila kita hayati lebih mendalam, kalimat tersebut bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, dalam bertindak dan mengambil keputusan kita harus berhati-hati karena apa yang kita lakukan saat ini baru terlihat benar atau salah setelah 10 tahun yang akan datang.


Saya mencoba menganalisa dan menghubungkan kalimat tersebut dengan apa yang telah terjadi terhadap Kota Samarinda saat ini. Dari judul tulisan ini, mungkin agak rancu, bagaimana mungkin mengubah masa lalu sedangkan masa lalu adalah suatu hal yang sudah terjadi dan tidak akan mungkin bisa diubah. Filosofi seperti ini harusnya bisa menjadi pegangan bagi para pemangku jabatan dan pemangku kepentingan kota samarinda, agar supaya lebih berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan.


Wajah kota Samarinda saat ini terbilang cukup memprihatinkan. Mulai dari masalah banjir yang hampir selalu terjadi manakala hujan melanda. Polusi debu dimana-mana. Kualitas udara yang kurang baik. Banyaknya jalan yang rusak dan berlubang. Pengelolaan sampah yang tidak maksimal sehingga mengakibatkan sampah terbengkalai dan merusak pemandangan. Angka kriminalitas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dan masih banyak lagi hal-hal buruk yang menurunkan citra Kota Samarinda dimata masyarakat.


Hal ini berarti, ada kesalahan yang terjadi dimasa lalu. Dalam artian, Tindakan atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah 10 tahun yang lalu kurang tepat sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan dimasa sekarang ini. Seharusnya 10 tahun yang lalu, pemerintah tidak sembarang memberikan izin kuasa penambangan, apalagi lokasi penambangan ditengah kota yang akan mengurangi daya tampung resapan air. Semestinya 10 tahun yang lalu, pemerintah lebih memperhatikan system drainase kota agar saluran air lancar dan tidak sempat menggenang.


Seyogyanya 10 tahun yang lalu pemerintah lebih memperhatikan kualitas pembuatan dan pemeliharaan jalan agar sesuai spesifikasi dan tidak dikurang-kurangi sehingga umur jalan tersebut lebih tahan lama. Sepatutnya 10 tahun yang lalu pemerintah memperhatikan dan lebih intensif merawat taman-taman kota yang merupakan penyangga kualitas udara kota. Sekiranya 10 tahun yang lalu pemerintah lebih memperhatikan manajemen pengelolaan sampah, maka saat ini kita tidak akan sempat melihat tumpukan sampah dimana-mana. Dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan dimasa lalu yang imbasnya kita rasakan saat ini.


Namun sekarang, sudah menjadi tidak penting lagi untuk menyalahkan siapa-siapa. Pemerintah sebaiknya berkaca dan introspeksi diri. Refleksi akan tindakan dan kebijakan pemerintah dimasa lampau hendaknya menjadi acuan agar jangan sampai tindakan atau kebijakan yang salah tersebut terulang kembali. Hanya orang yang bodoh lah yang jatuh ke dalam lubang yang sama. Apa yang salah dan telah terjadi saat ini harus kita perbaiki.


Hal terpenting adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat bahu-membahu dengan kesungguhan dan keikhlasan untuk memperbaiki keadaan. Pemerintah harus berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan. Segala tindakan dan kebijakan hendaknya dipikirkan matang-matang dan berorientasi ke masa depan karena apa yang terjadi saat ini akan menjadi “masa lalu” dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan pemerintah kota saat ini peka dengan kondisi yang telah terjadi, dan mampu mengambil tindakan perbaikan yang tepat agar 10 tahun yang akan datang kita bisa melihat wajah Kota Samarinda kembali cerah. (*)




Mengubah Masa Lalu Kota Samarinda


Terima kasih telah membaca artikel dengan judul Mengubah Masa Lalu Kota Samarinda , artikel tersebut merupakan referensi dari
Tribun Kaltim


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+